etalase

Judul     : Semuda
Penulis  : Fritz Akhmad Nuzir
Tebal     : 132 hal
Harga    : Rp 33.000 (plus ongkir)
Terbit     : Agustus 2012


Ulasan:
Kumpulan cerpen yang menyatu seolah-olah menjadi sebuah novel. Cerita-cerita dalam cerpen Fritz mampu menjadi bab-bab penghubung dalam cerita sebuah novel. Ketokohan yang kuat merupakan nilai unggul buku ini.

Judul    : Mamak Kenut
Penulis : Udo Z Karzi
Tebal    : 226 hal
Harga   : Rp 50.000 (plus ongkir)
Terbit   : Juli 2012

Ulasan:
Melalui buku Mamak Kenut, Udo mampu menghadirkan tema-tema besar dalam bahasa obrolan sehari-hari. Masalah politik, sosial, maupun hukum dan pemerintahan dilantunkan sederhana seperti perbincangan warung kopi.



Judul    : Hak Anda Mendapatkan Informasi
Penulis : Juniardi
Tebal    : 80 hal
Harga   : Rp 25.000 (plus ongkir)
Terbit   : Juli 2012

Ulasan:
Era reformasi membawa keterbukaan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Meski begitu, banyak elemen pemerintah masih bersikap sebaliknya. Buku ini mengajak masyarakat untuk berani meminta informasi kepada pemerintah. Sebab, informasi merupakan hak masyarakat.




Judul    : Alienated in Own Country
Penulis : Oki Hajiansyah Wahab
Tebal    : 90 hal
Harga   : Rp 30.000 (plus ongkir)
Terbit   : Juli 2012

Ulasan:
Buku ini merupakan versi bahasa Inggris buku berjudul Terasing di Negeri Sendiri. Konflik tanah, khususnya di Moro-Moro, Mesuji, Lampung menjadi pokok persoalan yang tuntas dibahas dalam buku ini.







Judul    : Menulis dengan Telinga

Penulis : Adian Saputra 
Tebal    : 138 hal
Harga   : Rp 30.000 (plus ongkir)
Terbit   : Juni 2012

Ulasan:
Mendengar merupakan salah satu cara mencari bahan untuk menulis. Dengarkan saja pembicaraan-pembicaraan yang terjadi. Ambil kesimpulan. Lalu, tuliskan. Buku ini berisi kiat-kiat menulis yang patut dibaca.



Judul    : Terasing di Negeri Sendiri
Penulis : Oki Hajiansyah Wahab
Tebal    : 90 hal
Harga   : Rp 30.000 (plus ongkir)
Terbit   : Mei 2012

Ulasan:
Bagi petani, tanah merupakan sumber penghidupan utama. Buku ini bercerita tentang petani Moro-Moro, Mesuji, Lampung yang harus berjuang keras mempertahankan tanah garapan mereka. Sikap tersebut membawa implikasi dengan tidak diakuinya kewarganegaraan mereka oleh pemerintah. Anggapan pemerintah, tanah yang ditempati petani Moro-Moro merupakan lahan register yang tidak boleh ditinggali.



Judul    : Progresivitas Mahkamah Konstitusi dalam Upaya Menegakkan Keadilan Substantif
Penulis : Sugeng Dwiono
Tebal    : 90 hal
Harga   : Rp 25.000 (plus ongkir)
Terbit   : Mei 2012

Ulasan:
Mahkamah Konstitusi terhitung sebagai lembaga baru. Tetapi, peran lembaga tersebut ternyata cukup signifikan. Buku ini menganalisis peran tersebut dari sisi hukum.




Pembelian hubungi kami melalui:
Telepon atau sms   : 081279604790
Pin BB                  : 32FDE5B7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar