11 September 2012
Indepth Pusblishing. Nama yang cukup baru di dunia penerbitan Lampung.
Namun belakangan ini, nama itu berhasil mencuri perhatian. Sebab dalam kurun waktu
hanya tiga bulan, penerbit yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan
Nomor 87 Bandar Lampung ini berhasil meluncurkan tujuh buah buku.
Menariknya, buku-buku tersebut diterima pasar dengan baik.
Ketujuh buah buku tersebut berjudul Terasing di Negeri Sendiri; Alienated in
Their Own Homeland; Mamak Kenut, Orang Lampung Punya Celoteh; Menulis
dengan Telinga; Progresivitas Mahkamah Konstitusi dalam Menegakkan
Keadilan Substansif; Hak Anda Mendapatkan Informasi; serta Semuda.
Managing Director Indepth Publishing Tri
Purna Jaya menjelaskan, Indepth Publishing merupakan unit usaha Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung. Juga sekaligus, media
ekspresi para jurnalis muda yang memiliki pengalaman dalam dunia
jurnalistik.
"Kami memiliki banyak sumber daya yang baik.
Jadi, kenapa tidak dimanfaatkan untuk membuka usaha yang bisa
menghasilkan," ujar Tri, Selasa (11/9).
Di sisi lain, lanjutnya, Indepth Publishing melihat banyak penulis maupun akademisi di Lampung yang kesulitan dalam
pengurusan berbagai publikasi. "Akhirnya, kami bulatkan tekad. Dan pada Mei lalu, kami mulai belajar secara otodidak bisnis penerbitan. Setelah
berdiskusi dengan para penerbit yang telah berpengalaman, survei
percetakan, kami lalu membentuk sebuah tim," terangnya.
Buku pertama yang diterbitkan Indepth Publishing berjudul Progresivitas Mahkamah Konstitusi dalam
Menegakkan Keadilan Substansif. Buku milik mahasiswa kandidat
doktor Sugeng Dwiono ini dikerjakan mulai dari pracetak
sampai cetak. Selanjutnya, Indepth Publishing terus menerbitkan buku-buku lain, mulai dari
karya Adian Saputra, Udo Z Karzi, Juniardi, Oki Hajiansyah Wahab, hingga karya Fritz Nuzir.
"Saya kira itu dampak
dari totalitas dan kecintaan kami akan pekerjaan, sehingga melahirkan
kepercayaan. Di samping itu, dukungan teman-teman AJI yang lain juga
sangat besar, meski mereka tidak terlibat langsung dalam tim ini.
Misalnya, ikut mempromosikan buku-buku yang akan terbit lewat media-media
sosial,dan Blackberry messenger pada relasi masing-masing," ujar Tri.
Dalam
hal pekerjaan, tim Indepth Publishing berusaha membagi berdasarkan
keahlian masing-masing anggota. Ada yang mengurusi buku hukum,
buku jurnalistik, atau buku sastra.
Disinggung
mengenai hal yang membedakan antara Indepth Publishing dengan penerbit
lain, pria berambut kribo ini mengatakan, perbedaan tampak pada penawaran layanan one stop service. Indepth Publishing melayani mulai dari proses pracetak, cetak, dan pascacetak yang meliputi promosi, launching (peluncuran), hingga pemasaran buku.
"Saya kira layanan itulah yang membuat mereka (para penulis) tertarik menerbitkan karya di Indepth Publishing," imbuhnya.
Ia
menambahkan, Indepth Publishing menawarkan dua sistem penerbitan. Yaitu, selfpublishing dan sistem royalti. Pada Selfpublishing, penulis membiayai
sendiri seluruh kebutuhan. Penulis pun dapat menentukan sendiri harga jual buku dan keuntungan yang diinginkan.
Sementara
dalam sistem royalti, Indepth Publishing akan membiayai seluruh biaya
penerbitan buku. Indepth Publishing akan memberikan royalti kepada penulis. Untuk sistem kedua ini, Tri menuturkan, Indepth Publishing baru menerbitkan satu buah buku. Sebab, Indepth Publishing baru akan melakukan sistem royalti apabila penulis buku tersebut
telah cukup terkenal, mempunyai segmen pembaca, dan unsur komersil lainnya.
Di
akhir pembicaraan, mantan jurnalis Lampung Post ini, berharap tidak
hanya penulis ternama saja yang berani memublikasikan
karya, tetapi juga penulis pemula.
"Ke depannya, kami akan mendorong para akademisi di Lampung untuk lebih berani
memublikasikan karya. Bukankah akademisi tanpa buku, belum lengkap
mengklaim dirinya sebagai akademisi?" ujar Tri.
[]
Sumber : Tribunlampung.co.id
Sukses terus :D
BalasHapus