Sabtu, 08 September 2012

‘Indie’

8 September 2012

Adian Saputra
Jurnalis Lampung Post

BENTUK kreativitas kini tidak lagi terpusat pada media-media arus utama yang dulu sangat dipuja. Memublikasikan sebuah artikel kini tidak lagi melulu di kolom Opini surat kabar atau majalah. Membuat lagu juga tak mesti genap satu album dan mesti digarap produser musik kelas satu. Menerbitkan buku juga tak melulu dominasi penerbit besar yang sudah mapan.
Kini semua orang bisa berekspresi di ladang yang mahaluas. Kita bisa membikin satu lagu dan mengunggahnya di Youtube dan penduduk jagat bisa menikmatinya. Ini zaman indie, independen. Sebuah kurun di mana kita bisa berkarya tanpa bergantung dengan orang lain.

Lagu-lagu band asal Lampung, Kangen Band, awalnya dibuat model indie. Dibajak di mana-mana. Didengar jutaan telinga di angkutan kota. Justru mereka senang lagunya dibajak karena makin banyak orang tahu. Sampai suatu waktu diterima produser musik arus utama dan melahirkan beberapa album. Mereka pun kaya.

Dee, penyanyi grup Rida, Sita, Dewi juga menulis Supernova yang fenomenal lewat jalur indie. Promosi dilakukan sendiri. Buku dititip di banyak kafe dan sesering mungkin melakukan diskusi dan bedah buku. Penjualannya bagus dan menambah literatur sastra Tanah Air. Justru saat diambil hak terbitnya oleh penerbit besar, penjualannya tak sebagus via indie.

Buat seorang calon penulis, cuma mengharap media cetak memublikasikan karyanya, pasti suatu waktu menimbulkan frustrasi. Yang mau menulis bejibun, ruangnya terbatas. Kalau ukuran sebuah karya mesti diapresiasi arus utama, kita bisa frustrasi. Maka itu, menempuh jalur independen adalah ikhtiar yang bagus.

Sukses tidaknya sebuah karya bisa ditengok pada seberapa besar respons orang lain. Medianya terserah. Yang utama itu konten. Isi. Konstruksinya. Mutunya. Soal dipasarkan lewat jalur apa, terserah. Toh keuntungan via indie acap lebih bagus ketimbang jalur yang sudah "mapan".
 
Semangatnya ialah terus berkarya, jangan berhenti. Dan bukalah seluas-luasnya ruang untuk mengekspresikan karya dan gagasan itu. Makin banyak ruang yang dibuka, makin tahulah orang terhadap sebuah karya. Ketika karya itu direspons, itu sebuah tanda karya itu punya makna dan memikat mereka. Semua orang sekarang bisa menjadi apa yang mereka inginkan. Apa pun itu. Lewat jalur indie. Ranah independen. Ruang merdeka.

[]

Sumber : Lampung Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar